![]() |
Sumber Foto: https://atjehtraveller.blogspot.com |
Oleh: Siti Hajar
Gampong Lubuk
Sukon, yang teretak di Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, telah
menorehkan prestasi membanggakan sebagai salah satu desa wisata terbaik di
Indonesia. Pada tahun 2023, desa ini berhasil masuk dalam 75 besar Anugerah
Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan meraih juara harapan untuk kategori
Kelembagaan dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment
Sustainability).
Namun, capaian
ini sejatinya merupakan kelanjutan dari jejak panjang prestasi desa tersebut.
Jauh sebelumnya, tepat pada tahun 1996, kepala desa Lubuk Sukon diundang ke
Istana Negara untuk menerima penghargaan sebagai salah satu desa terbaik
nasional—menegaskan bahwa tradisi keunggulan dan keteladanan telah lama
mengakar di desa ini.
Lubuk Sukon
menawarkan pengalaman wisata yang menyatu antara keindahan alam, pelestarian
budaya, dan keramahan masyarakatnya. Lanskap desa dihiasi oleh persawahan hijau
yang membentang, pepohonan rindang, serta rumah-rumah panggung khas Aceh yang
dibangun dari kayu dengan konstruksi tahan gempa. Penataan lingkungan yang
bersih, rapi, dan teduh menjadi pemandangan umum yang menyambut setiap
pengunjung. Lebih dari itu, suasana tenteram diperkuat oleh semangat gotong
royong yang hidup di setiap sudut desa.
Desa ini juga
menjadi panggung hidup bagi beragam atraksi budaya yang autentik. Mulai dari
lantunan Dalael Khairat, lantang suara Seumapa, hingga gerak gemulai tarian
adat Aceh dan permainan rakyat yang terus dilestarikan. Festival Desa Wisata
Lubuk Sukon yang digelar rutin menjadi ruang ekspresi budaya sekaligus daya
tarik wisata yang kuat. Tak hanya itu, warga juga mempertahankan warisan
kuliner khas yang diwariskan dari leluhur, menawarkan pengalaman gastronomi
yang otentik dan sarat makna sejarah.
Salah satu daya
tarik utama dari desa ini adalah keramahan warganya yang tulus. Sebuah kisah
menghangatkan hati datang dari seorang wisatawan lokal yang tanpa sengaja
melintasi Lubuk Sukon saat musim rambutan.
Ia berhenti
sejenak, terpesona melihat halaman rumah warga yang merah merona dipenuhi
rambutan ranum. Ketika berdiri di depan pagar, pemilik rumah dengan ramah
mempersilakan, “Kalau mau, silakan petik, ini musimnya.” Percakapan berlanjut,
dan ternyata rumah tersebut adalah salah satu homestay di desa ekowisata ini.
Si ibu pemilik rumah kemudian mengatakan bahwa jika ingin bermalam, cukup
membayar Rp500.000 untuk satu rumah penuh dengan 3–4 kamar, sudah termasuk
sarapan pagi ala hotel berbintang dengan sajian khas Aceh.
Untuk wisatawan
yang ingin menginap semalam saja dengan fasilitas lebih sederhana, tersedia
pula kamar-kamar nyaman mulai dari Rp100.000. Interaksi seperti ini
memperlihatkan bahwa pengalaman menginap di Lubuk Sukon bukan sekadar soal
akomodasi, melainkan juga menyentuh sisi emosional: kehangatan, keterbukaan,
dan rasa diterima sebagai bagian dari keluarga.
Lebih dari
sekadar destinasi wisata, Lubuk Sukon telah menjadi ruang belajar dan
penghayatan. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk berlibur, tetapi juga
untuk menyerap nilai-nilai kearifan lokal dan cara masyarakatnya menjaga
keharmonisan antara alam, budaya, dan kehidupan sosial. Dukungan dari
pemerintah pun mengalir deras.
Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, hadir langsung
meresmikan Lubuk Sukon sebagai desa wisata terbaik pada 13 April 2023 dua tahun
lalu. Dalam kunjungannya, beliau menekankan bahwa desa ini memiliki potensi
besar dalam pengembangan ekonomi kreatif dan sangat kental dengan nilai-nilai
budaya.
Tak hanya budaya
dan alam, Lubuk Sukon juga menyimpan warisan sejarah penting. Desa ini
merupakan tempat kelahiran tokoh-tokoh nasional seperti Abdullah Muzakkir
Walad, Gubernur Aceh periode 1968–1978, dan Tje’ Mat Rahmany, Duta Besar RI
masa lampau. Rumah keduanya kini difungsikan sebagai museum mini yang terbuka
bagi wisatawan, menambah lapisan kekayaan sejarah yang bisa dinikmati
pengunjung.
Dengan kombinasi
pesona alam yang asri, kekayaan budaya yang hidup, keteladanan dalam menjaga
kebersihan, serta kehangatan warganya, Lubuk Sukon layak disebut sebagai
destinasi wisata unggulan di Aceh. Siapa pun yang datang akan membawa pulang
lebih dari sekadar oleh-oleh atau potret perjalanan—tetapi juga kenangan akan
keramahan, pelajaran tentang nilai hidup, dan semangat menjaga tradisi dalam
arus perubahan zaman. []